Senin, 27 Agustus 2012

pear teaching nui bagi kita calon guru........


http://id.shvoong.com/images/spacer.gif?s=summarizer&d=1346161829616&id=273206cf-974b-4c4a-9b0e-9e13b6659030
Ada ujaran yang menyebutkan bahwa “orang tua dua puluh tahun yang akan datang adalah pemuda pada masa kini” Pendidikan sebagai
upaya terorganisasi, terencana, sistimatis, untuk mentransmisikan pengetahuan dalam arti luas (sikap, moral dan nilai-nilai hidup dan kehidupan, ketrampilan, dll.) dari suatu generasi ke generasi lain, bertujuan ingin mencapai perubahan sikap dan perilaku tertentu.

Bagi kita sebagai bangsa dalam suatu negara bangsa (nation state) yang merdeka, pendidikan kita niscaya dilandasi oleh pengetahuan dari mulai dilahirkan dan sudah kita sepakati dan anut bersama. Aktifitas apapun yang dilakukan manusia memerlukan daya nalar yang tinggi. Dan untuk menguji dan mengasah daya nalar tersebut manusia harus melakukan latihan demi latihan. Sejak manusia berada dalam kandungan telah diberikan oleh Tuhan akal dan pikiran. akal dan pikiran tersebut harus digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia terutama guru sebagai agen perubahan tersebut.

Dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, guru dituntut memberikan layanan terbaiknya agar materi yang diajarkan dapat tersampaikan dan tersalurkan secara tuntas, dan indikator yang diharapkan dapat direspon positif oleh peserta didik. Strategi pembelajaran yang tepat akan menuntun siswa untuk mencapai tujuan tersebut.

Ada pola ajar yang mungkin tepat bagi guru untuk menyampaikan materi ajarnya. Yaitu tukar pendapat atau brain storming dimana materi yang disampaikan hanya sebatas materi pokok, selanjutnya diberikan waktu bagi siswa untuk memberikan tanggapan atau respon materi tadi, lalu guru memberikan jawaban atas respon tadi dengan menyelipkan indicator yang ingin disampaikan.

Namun cara ini biasanya hanya akan menberikan hasil tidak maksimal, artinya siswa yang menanggapi serius materi itu atau hanya siswa yang tertarik saja yang akan menunjukkan bahwa dia dapat menanggapi indikator sang guru. Sedangkan siswa yang masih mengambang pikirannya justru akan semakin tertinggal.

Namun dalam satu waktu pertemuan, guru tidak harus menerapkan satu strategi saja, namun bisa saja dua atau tiga strategi, tergantung tingkat kesulitan materi yang akan diajarkan serta daya tangkap pikiran siswa atau daya serap siswa terhadap materi tersebut.

Selain tukar pikiran, strategi lain yang masih dapat digunakan adalah siswa saling memberi pengetahuannya kepada sesama temannya atau mengajar teman sejawat (peer teaching). Peer Teaching adalah pola belajar antar sesama siswa. Dalam proses ini guru tak dapat dipisahkan dari proses perubahan afeksi siswa dalam belajar.

Untuk menerapkan strategi ini selain membutuhkan skil yang memadai, juga perlu penguasaan konsep materi yang akan diajarkan kepada siswa. Biologi sebagai salah satu pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang menuntut daya fikir siswa untuk lebih kreatif dan mandiri.

Materi biologi berkaitan dengan alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran biologi dibutuhkan pemahaman dari suatu konsep secara universal. Satu metode yang sesuai dengan tuntutan KTSP dapat dilakukan dengan menerapkan Peer Teching.

Pembelajaran Biologi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses apabila seluruh dan sebagai besar peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu menyerap materi yang diajarkan, sehingga pembelajaran biologi tersebut dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan daya pikIr terhadap suatu konsep yang telah ditetapkan.


Cara pertama dalam menggunakan strategi ini yaitu, setelah melakukan apersepsi atau memberi salam dan melakukan pre test terhadap materi minggu lalu, guru juga menghubungkan materi minggu lalu dengan topik yang akan dibahas pada waktu itu. Kemudian guru menerangkan secara umum tentang topik yang dibahas pada waktu itu. Kemudian guru membuat kelompok antar siswa secara merata, artinya dalam satu kelompok terdapat siswa yang pintar sedang dan kurang pintar. Maksudnya agar terdapat keseragaman pemikiran nantinya.

Langkah berikutnya adalah menjelaskan secara detil materi yang akan dibahas pada waktu itu meliputi indicator yang harus dicapai oleh siswa pada waktu itu. Selanjutnya siswa diberikan lembaran berisi tugas berupa pertanyaan untuk didiskusikan menurut pengetahuan yang mereka kuasai.

Dalam lembaran tersebut setiap kelompok diminta untuk memberikan pendapat menurut persepsi mereka sendiri masing-masing, lalu satu pendapat didiskusikan sampai permasalahan yang di indikasikan terpecahkan. Dalam diskusi tersebut di tuntut setiap anggota kelompok memberikan tanggapan serta pendapat mereka sendiri yang nantinya akan di satukan dalam satu kesimpulan yang mengerucut pada tujuan yang hendak dicapai dalam materi tersebut.

Peran guru di sini adalah mengawasi serta mengamati kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok siswa, serta memberikan bantuan bila mereka mendapatkan kesulitan dalam hal-hal tertentu, namun bukan berarti guru harus ikut memecahkan masalah tersebut. Mengenai pemecahan masalah tersebut, setiap kelompok siswa harus memikirkannya sendiri dan tidak keluar dari batasan materi yang diberikan pada waktu itu. Bila ada yang menyimpang dari koridor, maka guru harus mengembalikan perdebagatn mereka ke materi semula.

Bila masing-masing setiap kelompok telah selesai melaksanakan semua instruksi yang ada dalam lembaran kerja tersebut, maka setiap kelompok harus merumuskan hasil diskusinya dalam satu kesimpulan yang telah disepakati bersama. Kemudian hasil diskusinya diserahkan ke guru dalam bentuk lembaran yang ditulis rapi.

Selanjutnya guru memerintahkan setiap kelompok satu per satu membacakan hasil diskusinya. Hasil diskusi yang dibacakan di depan kelompok yang lainnya. Sementara kelompok yang lain memberikan tanggapan tentang hasil diskusi kelomok tersebut serta memberikan pendapat atau sanggahan kepada kelompok tersebut. Setiap masalah baru yang muncul, dicatat guru.

Terakhir, semua masalah yang muncul pada waktu diskusi kelompok tersebut diberikan solusinya oleh guru. Dan guru mengevaluasi serta menyimpulkan semua masalah dan pemecahannya kepada seluruh anggota kelas. Sehingga terdapat satu pemahaman yang seragam bagi setiap siswa. Terakhir guru memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum semua penjelasan guru tadi untuk dikumpulkan sebagai post test bagi siswa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar